Bahkan ia juga menjelaskan prospek budi daya tanaman nanas jenis bagong dan alpukat jenis hanna.
“Khususnya kelengkeng, sebagian besar kebutuhan kelengkeng di Indonesia masih diimpor dari Thailand dan RRC. Jadi peluang dalam budi daya kelengkeng masih sangat terbuka,” paparnya.
Dijelaskan FX Sudarno, kebun kelengkeng juga cocok dijadikan agrowisata, karena tak mengenal musim berbuah.
Sejumlah teknik pembuahan dapat dilakukan, seperti dengan penyuntikan zpt/booster dan pengocoran dengan booster.
Baca Juga: Polri update korban tragedi Kanjuruhan: 131 orang meninggal
“Pengocoran dilakukan dengan cara menggali sekeliling pohon dengan radius 50 cm hingga kelihatan akarnya, lalu mencampurkan booster dengan 10 liter air,” jelasnya.
Sedangkan M Iqbal dari Rumah Hidroponik Jogja menjadi nara sumber budidaya tanaman sayur secara hidroponik.
Menurut Bagas Marantika sebagai penanggung jawab pelatihan dari Mitra Optima Talenta, rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan selama empat hari.
Teori dilaksanakan di salah satu hotel di Jogja, dan ada kunjungan lapangan ke sentra tanaman hias di Kampung Flory dan makan siang di Bali nDeso Sleman.
Baca Juga: PS HW UMY siap berlaga di Liga 3, diperkuat mantan pemain PSIM Nurdiansyah
“Ada pula kunjungan ke sentra budi daya tanaman kelengkeng maupun sayur hidroponik,” ungkap Bagas.
Dengan rangkaian pelatihan tersebut, lanjut Bagas, antara lain akan menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan, perubahan sikap dan perilaku segenap peserta pelatihan.
“Keberhasilan dan pencapaian tujuan dari pelatihan sangat tergantung dari seberapa jauh motivasi, kemampuan dan sikap peserta sendiri dalam mengikuti pelatihan,” tambahnya.
Ia merasa bersyukur dan senang, segenap peserta peserta pelatihan dari purna karya PT PJB antusias mengikuti rangkaian kegiatan dari awal hingga selesai.*