Sedangkan kelas piyik yunior digantang, sekitar setengah tiang, tiga perempat ataupun tidak penuh satu tiang.
Adapun anakan perkutut yang dilombakan dalam kelas piyik yunior, mayoritas umurnya kisaran empat sampai enam bulan. Sedangkan kelas piyik senior, umurnya sudah di atas enam bulan tapi sebelum delapan bulan.
Lain halnya dengan perkutut dewasa, umur perkutut yang dilombakan biasa sudah kisaran di atas delapan bulan.
Bahkan banyak pula sudah berumur lebih dari 1,5 tahun. Suara atau anggungan perkutut dewasa dengan umur ini sudah maksimal.
“Sedangkan persamaan lomba untuk anakan perkutut maupun perkutut sudah dewasa, misalnya penilaian terdiri dari empat babak. Setiap babaknya rata-rata 40 sampai 45 menit,” papar Sunu.
Selain itu tepi lapangan yang digunakan untuk lomba atau konkurs perkutut harus tersedia jalur yang memisahkan bagian lapangan arena konkurs dan tempat pengunjung. Lebar jalur pemisah sekurang-kurangnya lima meter.
Sementara itu untuk perawatan anakan perkutut, sebut Sunu, antara lain menjaga kebersihan sangkar/kandang. Secara berkala perlu pula disemprot atau dimandikan menggunakan air anti bakteri.
Selain itu, ketika cuaca cerah bisa rutin dijemur pada pagi hingga menjelang siang hari. Penting pula diikutkan latihan bersama maupun sering didengarkan suara burung perkutut termasuk dari rekaman audio.
“Tak kalah penting, rutin diberi pakan dari biji-bijian berkualitas dan secara berkala bisa diberi jamu untuk perkutut,” tambahnya.*