Karenanya, lanjut Afif, di era modern atau milenial saat ini diperlukan SDM yang kreatif untuk menyongsong dan menjadikan batik agar dapat diterima di segala kalangan. Terutama generasi muda sebagai upaya regenerasi di bidang batik.
Baca Juga: ITZY Kian Populer, Dinobatkan Jadi Artis Pendatang Baru Terlaris di Jepang, Ini Rilis Albumnya
Terkait upaya menjadikan batik sebagai karya masa kini yang bisa diterima kalangan muda, perwakilan perajin batik Umbuk Haryanto menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dengan Sekar Jagad.
Menurutnya, saat ini minat generasi muda akan usaha batik sangat minim sehingga dikawatirkan para perajin batik tidak ada penerusnya.
"Kami siap memotivasi generasi muda agar bisa membatik dan mencintai batik," kata Umbuk.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulon Progo, Sudarno mengatakan, Gelar Karya Batik Kulon Progo Tahun 2022 bertujuan untuk melestarikan batik Kulon Progo serta membantu para pelaku UKM di Kulon Progo dalam mempromosikan dan memasarkan karya mereka.
Baca Juga: Percepat Penanganan Stunting DPPKBP3A Sukoharjo Prioritaskan di 20 Desa dan Kelurahan
Kegiatan tersebut juga diyakini dapat mendorong agar batik bisa diterima di semua kalangan khususnya kaum milenial yang belum berminat akan batik dan menggeluti usaha batik.
Ketua Dekranasda Kulon Progo, Priyantinah Tri Saktiyana menyampaikan, Gelar Karya Batik Kulon Progo Tahun 2022 menjadi apresiasi batik sebagai wujud karya asli anak negeri agar tetap eksis dan melekat di kehidupan masyarakat.
"Kami merasa bangga dan mengapresiasi kegiatan ini," ucapnya.
Sementara Pj Bupati Kulon Progo, Tri Saktiyana menambahkan, batik sudah ratusan tahun berada di tengah masyarakat sebagai wujud ekspresi seni yang dapat diaplikasikan pada pakaian.
Baca Juga: Cara Daftar Aplikasi MyPertamina dan Tutorial Membeli Pertalite serta Solar Bersubsidi di SPBU
Seiring perkembangan zaman, batik juga diterapkan pada produk lain sebagai bukti bahwa motif batik tetap menarik dan memiliki nilai ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Unesco telah menetapkan batik sebagai warisan budaya tak benda. Yang diapresiasi bukan kain batik atau materialnya tetapi motif-motifnya sehingga kita harus melestarikannya," kata Tri.
Tri Saktiyana berharap, Dekranasda terus memberikan semangat kepada para perajin batik. Selain itu, batik dengan motif khas Kulon Progo yakni geblek renteng juga diharapkan semakin melekat di masyarakat.