Ngopi Sebagai Gaya Hidup Milenial, Nongkrong Minum Kopi Sambil Berbagi

photo author
- Sabtu, 16 Oktober 2021 | 13:38 WIB
Pejabat dan masyarakat ngopi bareng di Pendopo Kantor Bupati Temanggung. Ngopi menjadi gaya hidup milenial. Sambil ngopi di kafe atau kedai kopi dapat berbagi ide, ilmu pengetahuan dan bahkan bekerja.  (Foto Arif Zaini Arrosyid)
Pejabat dan masyarakat ngopi bareng di Pendopo Kantor Bupati Temanggung. Ngopi menjadi gaya hidup milenial. Sambil ngopi di kafe atau kedai kopi dapat berbagi ide, ilmu pengetahuan dan bahkan bekerja. (Foto Arif Zaini Arrosyid)

harianmerapi.com - Budaya ngopi kini sebagai gaya hidup kaum milenial. Minum kopi tidak hanya dilakukan di rumah. Kaum milenial minum kopi di mall, kafe atau kedai kopi modern.

Sebenarnya tidak ada perubahan mencolok. Dahulu di zaman nenek moyang, minum kopi atau ngopi di warung kopi. Sambil menyantap makanan kecil dan bercerita dengan orang-orang yang ada di warung.

Ngopi, adakalanya dilakukan usai makan besar, seperti sarapan, makan siang atau makan malam di warung makan. Minum kopi sambil menunggu 'makanan turun'. Juga sambil istirahat. Mereka berbincang dengan teman, atau siapa saja sesama konsumen.

Baca Juga: Dispar DIY Ajak UJP Wisata Ciptakan Paket Wisata Berkualitas dan Berbudaya

Jika tidak ada konsumen lain, maka perbincangan dengan pelayan warung yang biasanya adalah pemilik warung tersebut. Perbincangan berbagai macam, mulai keluarga, masyarakat bahkan isu-isu politik dan sosial budaya.

Sebagian nenek moyang atau mungkin tetua, minum kopi di warung memang untuk minum kopi tubruk hitam dan berbincang setelah itu pulang.

Pada masa ini, minum kopi di kedai telah bergeser. Merujuk penelitian Rani Sartika, 'Pergeseran Budaya Ngopi di Kalangan Generasi Muda di Kota Tanjungpinang', Jurusan Sosiologi Fisip Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2017, pergeseran seiring bergesernya nilai guna kedai kopi.

Baca Juga: Pemakaian Pembayaran Digital Meningkat Pesat, Ini Tips Agar Aman

Semula konsumen mengunjung kedai kopi guna mendapatkan secangkir kopi untuk dikonsumsi, akan tetapi dengan munculnya kedai kopi yang menyajikan kesan modern telah bergeser ke arah kepentingan lain.

Kedai kopi tidak hanya menawarkan kopi sebagai produk utamanya, akan tetapi secara tidak langsung juga memberikan makna bagi konsumennya yakni sebuah aktivitas konsumsi yang eksklusif.

Perubahan gaya hidup meliputi cara kebiasaan nongkrong. Kondisi demikian terjadi karena proses pergeseran budaya dari daerah yang cenderung sederhana menjadi budaya kota yang identik dengan kehidupan mall dan nongkrong.

Baca Juga: Peringatan Hari Santri Nasional 2021 di Bantul, Dimulai dengan Konser Musik dan Literasi

Hal ini memunculkan tempat–tempat nongkrong yang sesuai dengan kondisi anak muda sekarang khususnya di kota Tanjungpinang.

Kedai kopi memberikan dampak positif. Di kedai kopi telah banyak terjadi interaksi antar manusia secara intensif. Di tempat tersebut punya fungsi sosial yang lebih.

Di kedai kopi sering menjadi tempat pertemuan orang, tempat diskusi organisasi-organisasi ataupun kelompok-kelompok muda.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X