food

Ini pentingnya protein untuk proses tumbuh kembang anak, simak penjelasan dokter

Minggu, 28 September 2025 | 06:00 WIB
Pedagang memilih ikan yang akan dibeli di Pasar Ikan Muara Angke, Jakarta, Selasa (2/9/2025). (Foto: Antara)



HARIAN MERAPI- Masih banyak orang tua yang belum paham pentingnya protein dalam makanan untuk proses tumbuh kembang anak.


Menurut dokter, asupan gizi yang seimbang sangatlah penting untuk proses tumbuh kembang anak.


Dokter spesialis gizi klinik lulusan Universitas Indonesia, dr Pande Putu Agus Mahendra, M.Gizi, SpGK mengatakan protein berperan penting untuk asupan gizi yang seimbang khususnya dalam proses tumbuh dan kembang anak.

Baca Juga: Ketua Abpednas Aditya Yusma apresiasi Prof Reda atas terobosan Jaga Desa, dinilai relevan di era keterbukaan informasi

“Protein salah satu komponen nutrisi makro yang menjadi bagian dari gizi seimbang, jadi kehadiran protein suatu hal terpenting khususnya pada anak-anak yang dalam masa fase tumbuh dan kembang,” ujar dr. Pande Putu Agus Mahendra, M.Gizi, SpGK AIFO-K CISSN FACSM, ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Pande menjelaskan protein yang terbentuk dari rangkaian asam amino, merupakan komponen dalam proses pembentukan dan regenerasi sel tubuh khususnya otot rangka. Namun, asupan protein yang rendah pada anak justru bisa memicu terjadinya stunting.

“Kasus malnutrisi banyak terjadi pada anak dengan asupan protein yang rendah, dan memicu terjadinya stunting,” kata dia.

Pande menjelaskan dalam mengonsumsi asupan protein juga memiliki batasannya. Sebab, jika berlebihan dapat memicu gangguan pada organ tubuh lainnya, khususnya ginjal.

Baca Juga: Peruntungan Shio Kelinci besok Minggu 28 September 2025, jangan mencari petualangan, tujulah keamanan asmara

“Karena protein tanpa komponen nutrisi makro lainnya tidak akan dapat berperan dengan sempurna,” tutur dokter yang berpraktik di Siloam Hospitals Mampang itu.

Menurut dia, asupan protein pada anak nantinya akan disesuaikan sesuai dengan umur dan berat badannya sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan konsensus Internasional.

Sementara asupan protein untuk usia dewasa, lanjut Pande, rata-rata berada di 0,8-1,2 g/ kgBB. Kemudian, pada individu dengan aktifitas fisik berat atau di olahragawan dapat dinaikkan hingga 1,6-1,8 g/kgBB.

“Riset yang pernah dilakukan oleh Prof Stuart dari McMaster University dan dari ACSM menunjukkan tidak ada manfaat dan hasil yang berbeda antara konsumsi protein 1,6-1,8 g/kgBB dengan asupan >1,8 g/kgBB, dan didapatkan pula potensi gangguan fungsi organ pada asupan >1,8 g/kgBB,” jelas dia.

Pande menambahkan bahwa sumber protein terdapat pada pangan nabati bersumber dari ikan, telur, unggas, serta daging putih dan merah. Kemudian, pangan hewani bersumber dari ikan, telur, unggas, serta daging putih dan merah.

Pada kondisi tertentu, lanjut Pande, pangan hewani seperti bersumber dari makanan laut atau seafood dapat memicu kondisi alergi. Pemicu alerginya terjadi karena komponen protein dari pangan laut tersebut seperti parvabulmin pada ikan bersirip tinggi, tropomyosin pada jenis crustaceans.

Halaman:

Tags

Terkini