Ini pentingnya asupan protein hewani dalam menangani obesitas anak, simak penjelasan dokter

photo author
- Rabu, 21 Mei 2025 | 11:30 WIB
Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K) menyampaikan keterangan seusai menjalani ujian terbuka promosi doktor di Jakarta pada Selasa (20/5/2025).  (ANTARA/Sri Dewi Larasati)
Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K) menyampaikan keterangan seusai menjalani ujian terbuka promosi doktor di Jakarta pada Selasa (20/5/2025). (ANTARA/Sri Dewi Larasati)



HARIAN MERAPI - Dokter mengingatkan para orang tua untuk memperhatikan tumbuh kembang anak.


Diingatkan untuk memberi asupan protein hewani guna mencegah obesitas pada anak.

Menurut dokter spesialis anak Piprim Basarah Yanuarso, asupan protein hewani penting dalam upaya pencegahan maupun penanganan obesitas pada anak.

Baca Juga: Pabrik garmen di Ngaglik Sleman terbakar, begini proses pemadamannya

Seusai ujian terbuka promosi doktor di Gedung IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, Selasa, ia menyampaikan bahwa protein hewani mengandung sembilan asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh.

"Asam amino ini penting buat mencegah stunting dan obesitas. Jadi protein hewani itu harus diberikan, enggak boleh tahu tempe doang, enggak boleh sayur buah doang. Protein hewani itu harus diberikan cukup, supaya anak-anak kita cerdas dan tinggi," kata Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia itu.

Untuk anak-anak yang sudah terlanjur mengalami obesitas, ia merekomendasikan penerapan Modified Atkins Diet (MAD), jenis diet ketogenik amat rendah karbohidrat tanpa pembatasan protein dan lemak.

Baca Juga: Konkurs seni suara alam burung perkutut Piala KGPAA Paku Alam Cup tahun 2025 digelar di Pengasih Kulonprogo

"MAD itu buat sindrom metabolik itu satu paket, jadi langsing, tensinya turun, gula darahnya normal, profil lipidnya juga membaik," katanya.

Dokter Piprim menyampaikan bahwa asupan protein hewani menimbulkan rasa kenyang, sehingga mencegah anak makan berlebihan.

"Contoh makanannya ya, protein hewani, pagi-pagi sarapannya omelet (telur dadar), tapi telurnya banyak nih, empat atau lima, enggak pakai karbohidrat dulu," katanya.

Menurut dia, diet semacam itu bisa jadi pilihan terapi jangka pendek, bisa dicoba dijalankan selama tiga bulan disertai dengan olahraga.

Baca Juga: Selundupkan narkotika lewat lontong, untung digagalkan petugas Lapas Banyuwangi, begini kronologinya

"Misalkan anak obesitas tiga bulan pola makannya seperti itu, biasanya berat badannya akan membaik, anaknya juga lebih segar. Nanti pada saat dia sudah normal, silakan dilanjutkan dengan pola makan yang dia pilih," katanya.*



Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X