food

Hati-hati, mengudap berlebihan berisiko bagi kesehatan anak, ini yang harus dilakukan orang tua

Jumat, 16 Mei 2025 | 11:30 WIB
(Kiri-kanan) Ahli gizi Esti Nurwanti, Kepala Urusan Perusahaan dan Pemerintah Mondelez Indonesia Marfusita Hamburgiwati, dan Psikolog Saskhya Aulia Prima pada acara peluncuran hasil survei State of Snacking di Jakarta, Kamis (15/05/2025). (ANTARA/Meuthia Hamidah)


HARIAN MERAPI - Kebiasaan mengudap atau makan makanan kecil secara berlebihan bisa berisiko bagi kesehatan anak.


Mengudap berlebihan dapat mengakibatkan obesitas yang kemudian berujung diabetes atau masalah kesehatan lainnya.


Demikian diingatkan ahli gizi Esti Nurwanti, S.Gz, RD, MPH, Ph.D dalam acara peluncuran hasil survei State of Snacking yang dilaksanakan di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Polda DIY Kantongi Calon Tersangka Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon

Oleh karena itu, dia mengingatkan para orang tua untuk memperhatikan asupan gizi anak dan mengajarkan penerapan pola makan yang sehat kepada anak sejak dini.

Karena anak-anak belum bisa mengontrol makan, ia mengatakan, orang tua sebaiknya melatih anak untuk menerapkan pola makan yang sehat.

"Kalau bisa itu anak dibuat kenyang dulu dengan makanan utama, sehingga ngemil itu tidak terlalu rumit. Lebih baik memang diajarkan sedini mungkin, tentang makan yang baik itu seperti apa," katanya.

Dia juga menyampaikan perlunya orang tua memperhatikan konsumsi gula anak serta mencegah anak terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi guna menghindari masalah kesehatan pada anak.

Baca Juga: Puncak HUT ke-109 Kabupaten Sleman Digelar Sederhana, Jadi Momentum Mawas Diri

Pembatasan konsumsi makanan dengan kadar garam dan lemak tinggi juga penting untuk mencegah gangguan kesehatan, termasuk hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

Kementerian Kesehatan menyarankan konsumsi gula dibatasi 50 gram atau empat sendok makan, konsumsi garam dibatasi 5 gram atau satu sendok teh, dan konsumsi lemak dibatasi 67 gram atau setara 5 sendok makan minyak goreng per orang per hari.

Guna menghindarkan anak dari kebiasaan makan yang tidak sehat, psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi menyarankan orang tua untuk mengajari anak membangun hubungan yang sehat dengan makanan.

"Nah, kalau itu dibiasakan dari kecil, dimana kan anak-anak itu masa-masanya membutuhkan pola makan sampai dia dewasa. Jadi, kalau dari kecil dia udah biasa ngemilnya lebih banyak, maka itu akan membawa sampai dewasa," kata Saskhya.

Baca Juga: RS PKU Jogja selenggarakan Soft Opening Laboratorium Patologi Anatomik, dua dokter jadi garda depan

Mondelez Indonesia mengadakan survei tahunan bertajuk State of Snacking guna memahami kebiasaan mengudap masyarakat Indonesia.

Halaman:

Tags

Terkini