HARIAN MERAPI - Yogyakarta kembali mempertegas posisinya sebagai pusat budaya dan kuliner Jawa dengan hadirnya Perdjamoean, sebuah restoran yang memadukan keunikan akulturasi kuliner Jawa dan Eropa.
Berlokasi di Jalan Kaliurang Km 16, Resto Perdjamoean by Elrama tidak hanya menyajikan hidangan istimewa, tetapi juga menghadirkan pengalaman berkuliner yang membawa para pengunjung bernostalgia ke era harmonisnya budaya Jawa dan Belanda.
Direktur Marketing Elrama Hospitality, Andhika Yopi mengatakan, di Perdjamoean para tamu akan merasakan uniknya interaksi budaya dari dua dunia yang berbeda, dalam nuansa bangunan bergaya arsitektur Eropa di kawasan wisata Kaliurang Yogyakarta, yang dahulu dipenuhi vila-vila dan pesanggrahan yang digunakan sebagai tempat beristirahat para kaum ningrat.
“Kita ambil nuansa Kaliurang yang jadi obyek wisata orang-orang Belanda jaman dulu. Yang coba kita tawarkan wisata khas Jogja, menu khas Jogja tetapi era jaman dulu, tahun 1920-1930an,” kata Yopi saat grand opening, Selasa (17/12/2024) malam.
Baca Juga: Reskrim Polsek Gamping Buru Pelaku Pembegalan Terhadap Perempuan
Menurutnya, perpaduan budaya lokal dan Eropa melahirkan kreasi unik yang masih bisa dinikmati hingga masa kini. Dan Perdjamoean hadir sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya tersebut, dengan menghidangkan menu akulturasi seperti olahan steak dengan bumbu khas Nusantara, sup bergaya Belanda dengan rempah Indonesia, hingga kudapan dan dessert klasik yang telah disesuaikan dengan cita rasa lokal.
Sumber dari hidangan-hidangan tersebut tidak hanya berasal dari resep asli barat semata, tetapi juga berasal dari resep-resep yang diciptakan di dapur kerajaan, yang mendapat pengaruh cukup kuat dari barat dan kerap menjadi hidangan kegemaran para bangsawan dan aristokrat di masa itu.
Kreasi-kreasi kuliner unggulan yang dapat dinikmati di Perdjamoean antara lain Bestik Lidah, Bestik Galantin, Steak van Java, Setup Macaroni ataupun Salmon Mangut. Di bagian makanan ringan tersedia antara lain Bruinebonensoep, Huzarensla, Songgobuwono, Bitterballen, Poffertjes dan Klappetaart.
Baca Juga: Yasonna Laoly akhirnya penuhi panggilan KPK terkait kasus kaburnya Harun Masiku, begini perannya
Sementara di kategori minuman terdapat Bir Jawa, Setup Jambu, Kopi Merapi serta Teh Njawi Pethak. Keseluruhan sajian tersebut dibalut dalam nuansa dan presentasi yang klasik, luwes dan modern, sehingga cocok untuk dinikmati oleh berbagai generasi di berbagai kesempatan.
“Kami ada 70 item menu termasuk minuman, paling unggul bistik lidah. Untuk target utamanya wisatawan, tetapi kalau malam kawasan ini sepi jadi saatnya menarik warga lokal. Segmentasi umurnya luas, dan kami juga mengejar konsumen dari UII sehingga kita punya menu kekinian seperti kopi dan coctail,” terangnya.
Kehadiran Perdjamoean diharapkan dapat memperkaya khazanah kuliner khas kota ini sekaligus menjadi daya tarik baru bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Dengan misi mengabadikan warisan akulturasi budaya kuliner, Perdjamoean juga berkomitmen untuk menghadirkan layanan terbaik unik bagi para pengunjungnya.
“Konsep yang coba kita angkat di sini lingustik dan visualnya, desain yang kita terapkan adalah gaya 1930an, lagu-lagunya kita juga pakai keroncongan. Karena yang kita angkat memang nuansa orang-orang kaya jaman dulu,” pungkasnya. (*)