Susu kental manis bahaya untuk kesehatan balita, ini sebabnya

photo author
- Kamis, 8 Juni 2023 | 10:00 WIB
Audiensi YAICI dengan PP Aisyiyah di Kantor PP Aisyiyah (Foto: dukumen  )
Audiensi YAICI dengan PP Aisyiyah di Kantor PP Aisyiyah (Foto: dukumen )


HARIAN MERAPI - Susu kental manis tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi para balita, bahkan malah berbahaya bagi kesehatannya. Belum lagi fisiknya, sekarang ini banyak anak kecil terjangkit diabetes.

Prihatin dengan kejadian itu, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama dengan Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah bersinergi menggencarkan edukasi terkait asupan gizi pada balita di DI Yogyakarta.

Bahkan saat ini masih marak konsumsi kental manis bagi balita, karena masih banyak orang tua yang menganggap komoditas tersebut sebagai susu. Sehingga menjadi sorotan utama, sekaligus sasaran kampanye.

Baca Juga: 40 korban terorisme di Sumut butuh dukungan psikososial, BNPT koordinasi dengan INALUM, begini koordinasinya


Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat mengatakan kampanye itu digelar bersamaan dengan observasi di empat kabupaten di DIY, meliputi Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul. Sasarannya daerah dengan jumlah stunting tinggi.


YAICI sengaja menggandeng Aisyiyah karena mempunyai kader, serta struktur kepengurusan yang merata sampai di tingkat desa, atau kalurahan. Sehingga sosialisasi dapat tepat sasaran ke masyarakat.

"Sasaran kami daerah jumlah stunting tinggi. Seperti Sleman, hanya yang lokasinya tinggi. Yogya tidak masuk sasaran, tapi bersama teman-teman Unisa melakukan observasi langsung ke masyarakat," kata Arif, usai audiensi dengan PP Aisyiyah di Kantor PP Aisyiyah, Yogyakarta, Selasa (6/6).

Baca Juga: Empat Dosen UMY Terima SK Guru Besar, Mulai dari Bidang Ilmu Akuntansi hingga Ilmu Administrasi Negara

Dijelaskan, masalah besar kalau kental manis diberikan ke balita. Larinya pasti ke stunting itu, terus berujung pada otak dan kecerdasan anak dan fisiknya. "Sekarang ini banyak anak kecil terjangkit diabetes," katanya.

Dari hasil observasi itu menjadi rekomendasi untuk pemerintah yang sedang gencar menggalakkan program pembatasan Gula Garam Lemak. Khusus balita, kelebihan konsumsi gula sebagian besar berasal dari kebiasaan meminum kental manis sejak dini.

"Orang tua tidak mungkin memberikan sirup ataupun permen pada anak-anaknya yang masih balita. Tapi, kalau kental manis, itu masih, karena dianggap susu," tandasnya.


Wakil Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Chairunnisa menambahkan kerjasama ini telah berlangsung sejak 2018 silam. Sempat berhenti karena pandemi, observasi dan edukasi kembali dilanjutkan di beberapa provinsi.

Baca Juga: Hardjuno Minta Mahfud Hati-hati Umumkan Nilai Sitaan Aset BLBI

"Tahun ini kami menyasar Banten, DKI Jakarta dan DIY. Fokusnya memang ke bahaya kental manis dan faktor-faktor risikonya terhadap stunting," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X