HARIAN MERAPI - Benarkah kebiasaan jajan makanan manis bisa dikurangi dengan program makan bergizi gratis (MBG) ?
Menurut pakar endokrin anak, MBG seharusnya bisa mengurangi kebiasaan jajan manis.
Pakar endokrin anak dari RS Cipto Mangunkusumo Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K) Subsp. End., FAAP FRCPI (Hon.) mengatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat mengurangi kebiasaan anak jajan makanan dan minuman manis di sekitar sekolah.
Baca Juga: Pameran komputer Yogyakomtek bakal digelar lagi, simak lokasi dan jadwalnya
“Harusnya dikawal. Karena baik kan? Bagus kan? Harusnya dikawal anak itu makan di sekolah, tidak boleh ada makanan dari (tempat) lain. Saya mendukung MBG,” kata Aman ketika dikonfirmasi ANTARA, Kamis.
Aman mengatakan, program MBG merupakan cara untuk anak bisa makan makanan bergizi dan sehat, tidak hanya dijaga dari jumlah kalori namun juga terdiri dari buah dan sayur.
Ia juga menekankan menu dalam MBG tidak boleh ada minuman dalam kemasan yang mengandung pemanis. Maka itu, perlu adanya kontribusi pakar gizi dan menyesuaikan menu makanan anak dengan rekomendasi WHO.
Aman mengatakan, kepercayaan masyarakat terhadap kualitas MBG juga harus dijaga dengan menindak pihak-pihak yang menyediakan makanan berkualitas buruk sebagai bahan baku MBG.
Aman mengatakan program ini juga harus didukung dengan peraturan dari sekolah yang melarang makanan berpemanis dalam kemasan masuk ke kantin, atau berjualan di sekitar sekolah yang mudah di jangkau anak.
Selain itu ia mengatakan, kantin seharusnya juga tidak menjual makanan ultra olahan, dan mengedepankan edukasi Isi Piringku serta edukasi labeling makanan atau minuman dengan pemanis.
“Badan POM setiap daerah ada kan, harus bersama Dinas Kesehatan sisir jajanan di kantin,” katanya.
Aman juga menyarankan dinas kesehatan daerah setempat perlu mengawasi secara ketat makan dan minuman yang ada di sekitar sekolah serta mengawasi produk jajanan yang di jual di kantin sekolah.
Ia mengatakan Indonesia bisa mencontoh sekolah yang ada di Amerika yang menerapkan siswanya mengonsumsi makanan dari kantin sekolah yang dimasak langsung, atau membawa bekal makanan sehat dari rumah, dan tidak membawa camilan dari luar sekolah.