HARIAN MERAPI - Ahli gizi membagikan tips bagaimana cara menyimpan ASI perah yang benar saat perjalanan mudik.
ASI perah harus terjagai kualitasnya, sehingga layak diberikan kepada bayi.
Menurut ahli gizi dari Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, ASI perah dapat dibawa sebagai stok kebutuhan makanan bayi namun harus dengan cara yang tepat, sehingga tidak merusak kualitas serta kandungan di dalamnya.
Baca Juga: Pemerintah Segera Kirim Bantuan Kemansiaan untuk Korban Gempa Myanmar
"Tetap berikan ASI atau makanan pendamping ASI (MPASI) dengan kondisi yang masih baik dan terjaga suhunya. Jaga kebersihan diri dengan mencuci tangan sebelum mempersiapkan ASI atau MPASI," kata Kepala Instalasi Gizi RSAB Harapan Kita Siti Dharma Azizah, SST, MKM, RD. saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan ketika membawa ASI selama perjalanan, stok ASI yang dibawa harus dalam keadaan beku dan disimpan kembali dalam cooler box yang ditambahkan dengan ice gel atau dry ice agar bisa bertahan sampai dengan 12 jam.
Ketika ingin dikonsumsi ASI perah dapat diletakkan di sebuah wadah yang berisi air panas dari termos, dengan memastikan suhu ASI yang akan diberikan tidak terlalu panas, sesuai dengan suhu tubuh, yakni di sekitar 37 derajat celcius dan diberikan dalam waktu kurang dari dua jam.
"ASI yang sudah dicairkan tidak dapat dibekukan kembali jika berlebih, oleh sebab itu ASI perah yang disimpan di sesuaikan dengan usia dan kemampuan bayi sekali minum," ucapnya yang lebih akrab disapa Galuh.
Kemudian menanggapi adanya informasi yang menyebut ASI hanya bisa bertahan dalam beberapa waktu, Galuh menekankan bahwa ASI yang di perah dan berada di suhu dengan suasana ber-AC bisa bertahan sampai empat jam, dan tergantung dengan udara sekitarnya.