Selama puasa pola makan terbatas, namun setelahnya terutama saat Lebaran langsung mengonsumsi makan yang terkadang lebih dari kebutuhan sehari-hari.
Contohnya saat Lebaran cenderung mengonsumsi makan yang berlemak, tinggi kolesterol, terlalu asin atau bersantan, dan banyak kalori. Dengan porsi yang berlebihan ini, maka bisa menimbulkan kadar gula yang tinggi.
"Makanan pantangannya kurang dijauhi, konsumsi obatnya terganggu, timbul lah gangguan tekanan darah juga terjadi peningkatan kadar kolesterol, asam urat, kadar gula darah terutama pada pasien diabetes. Semua ini berkaitan dengan pola makan kita semua," ucapnya.
Baca Juga: Kapolri Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat 38 Perwira Tinggi Polri, Berikut Daftarnya
Ia menyarankan agar tidak meningkatkan risiko penyakit terutama di masa Lebaran salah satunya dengan menerapkan pola makan seimbang.
"Kita harus kembali ke pola makan yang seimbang. Orang yang sehat itu makannya bukan cuma banyak, tapi juga harus seimbang. Tidak cukup dengan kenyang saja, tapi ada komposisi yang bagus antara makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan dan tambahannya," jelasnya.
Dalam pola makan seimbang ini, ia menyarankan untuk mengurangi mengonsumsi gula berlebih, lemak jenuh contohnya makanan yang mengandung minyak berlebih, goreng-gorengan dan santan, serta terlalu asin yang berlebihan. Kemudian, tetap perbanyak makan serat, contohnya sayuran, buah dan biji-bijian.
Ia juga menyarankan untuk meningkatkan perbanyak aktivitas fisik setelah puasa atau selama Lebaran, bisa dengan kegiatan olahraga mulai dari yang ringan, seperti jalan kaki atau yoga dan hindari juga duduk yang terlalu lama, serta bisa melakukan stretching ringan setiap pagi saat bangun tidur selama 5-10 menit.
Baca Juga: Puncak Arus Mudik di Terminal Giwangan Mencapai 25.479 Penumpang