“Kalau untuk produksi itu hari biasa sekitar 20-30 kiloan. Jika hari libur terus kayak Lebaran itu nanti bisa produksi lebih dari 50 kg ke atas. Penjualan kami distribusikan ke pasar-pasar tradisional, terus biasanya kalau piknik ke pantai itu mereka (masyarakat/wisatawan) pada mampir ke sini,” imbuhnya.
Dewi menyampaikan, harga yang dibandrol untuk adrem produksinya pun berbeda-beda sesuai kemasannya. Kemasan paling kecil, yakni kemasan mika, berisi 6 buah adrem seharga Rp7.000 per kemasannya. Terkait omzet, apabila penjualan adrem sehari dapat mencapai sebanyak 30 kg adonan, maka pihaknya dapat mengantongi omzet sekitar Rp2 juta-an.
“Alhamdulillah ini sudah bisa membantu mengurangi pengangguran gitu. Ibu-ibu kan mau ngapain sih kalau udah punya anak. Semoga saja nanti ke depannya adrem ini lebih laris lagi dan dapat lebih meluas lagi,” harap Dewi.
Sebagai pembeda sekaligus inovasi guna memperluas pasar, Dewi juga memproduksi adrem dengan beberapa varian rasa lain selain gula jawa, seperti rasa stroberi, durian, dan melon. Pihaknya pun menerima pengiriman dengan minimal pembelian 10 kemasan mika. *