“Kembalikan tonggaknya segera kembalikan”.
Badannya dipegang dua orang tetapi masih bisa lepas dan lari.
Baru sesudah dipegang tiga orang ia sudah tidak bisa lari lagi.
Atas persetujuan tetangga dan keluarganya ia dibawa ke rumah sakit.
Di rumah sakit ia dirawat selama 3 minggu.
Kejang-kejangnya makin berkurang dan akhirnya sembuh. Ia juga sudah tidak ingin lari saja.
Namun masih sering berteriak “Tonggaknya kembalikan”
Setelah kejang-kejangnya sembuh lalu kakinya tampak lemah dan akhirnya tidak bisa berjalan.
Disamping itu penglihatannya menjadi kabur.
Setelah opname 3 minggu Pak Kinanti dibawa pulang kejang-kejangnya sembuh demikian juga sudah tidak berlari lagi.
Sekarang sesudah kembali dari rumah sakit itu ia tidak bisa berjalan.
Demikian juga ia menjadi buta. Jadi ia hanya ada di dalam kamar saja dan tidak bisa melihat (buta).
Yang jelas ia sekarang benar benar menjadi beban keluarga.
Keluarga kerjanya terganggu dan memikirkan beaya untuk pengobatan Pak Kinanti.