"Bagaimana ceritanya, pak..?" Tanyaku yang makin penasaran.
Bapak menghela napas berkali - kali sambil menatap ke arah traktor yang ada di tengah sawah.
"Dulu tanah itu bukan miliknya Mbah Suro. Miliknya Yu Minarsih. Yu Minarsih adalah seorang sinden paling terkenal zaman dulu. Tanahnya berhektar - hektar. Dibagi untuk anak cucu pun masih sisa banyak.." jelas bapak.
Baca Juga: Pengalaman misteri Tumirah digelayuti lelembut penghuni pohon gayam, karena tubuhnya yang gendut
"Salah satu tanah itu adalah miliknya. Mbah Suro membeli tanah itu saat Yu Minarsih sudah meninggal. Anaknya yang bernama Kardi yang menjual pada Mbah Suro.." lanjut bapak lagi.
Bapak tetap menatap lurus ke depan, "Mbah Suro tidak mau. Namun, Kardi terus memaksa agar Mbah Suro mau membelinya.."
"Akhirnya, Mbah Suro pun membeli tanah itu dengan terpaksa. Karena Kardi benar - benar membutuhkan uang saat itu..."
"Lalu..?" Tanyaku pada bapak yang mendadak menghentikan ceritanya.
"Mbah Suro membelinya. Lama sekali tanah itu tidak digunakan. Sebab, Mbah Suro tahu jika tanah itu tanah pesugihan Yu Minarsih.." lanjut Bapak.
"Yu Minarsih seorang sinden kaya raya. Kekayaan yang dimilikinya merupakan hasil pesugihan dengan Nyi Blorong. Mbah Suro tahu setiap tanah milik Yu Minarsih selalu ada yang nunggu.."
Baca Juga: Berbagai kisah misteri tentang hutan larangan yang dihuni siluman di Kota Magelang
"Hantu gitu to, pak..?" Tanyaku penasaran.
Bapak menggeleng, "Siluman ular.." bapak langsung menggidikkan bahu.
"Traktor yang terjebak di tengah sawah itu, ditahan oleh siluman ular.." ucap bapak.
Aku pun menatap lurus kedepan, "Katanya siapa, pak..? Udah ada buktinya..?"'
