Di luar rumah Edi sudah menunggunya dengan memasang wajah kesal.
"Pace, ko lama sekali", tanya Edi singkat.
"Hadoh, macam taratahu saja, Mama larang keluar malam jadi," jawab Yere.
Setelah perbincangan itu berakhir kedua anak muda tersebut berjalan kaki menuju sungai Bomberay.
Menyusuri sungai Bomberay bukanlah perkara mudah.
Medannya yang sulit dilalui menjadi tantangan tersendiri, tetapi seimbang dengan hasil buruan yang didapat.
Saat malam tiba banyak ikan ataupun udang yang tertarik mendekat begitu melihat cahaya.
Malam hari ialah waktu paling ideal untuk menangkap ikan maupun binatang lain dibandingkan pada siang hari.
Dengan berbekal senter dan tombak, mereka berdua dengan mudahnya menangkap ikan-ikan yang mendekat ke arah cahaya.
Ditambah lagi sungai tersebut masih sangat terjaga keasriannya, terlindungi dari pencemaran sampah rumah tangga ataupun limbah lainnya sehingga ikan-ikan itu sangat mudah ditangkap.
Baru beberapa tangkapan, Yere dikagetkan dengan suara melengking dari arah utara.
Selama hidupnya ia tidak pernah mendengar suara seseram itu.
Suaranya mirip dengan suara orang berteriak kesakitan.