Kami berdua berjalan ke celah dua pohon besar. Rinto kembali komat-kamit tidak jelas. Aku mengikuti di belakangnya.
Aneh saat melintasi celah kedua pohon besar aku seperti menembus lapisan transparan berwarna putih, sedikit lengket dan tak bisa putus.
Seperti menembus jaring laba-laba yang tebal.
Aku berusaha menyingkirkan lapisan ini dari wajahku agar tidak tertinggal jauh dengan Rinto.
Tapi jaring laba-laba itu seolah tidak bisa habis. (Seperti dikisahkan Indri Astuti di Koran Merapi) *