Ngobrol apapun itu hingga lupa waktu. Sering kali menjelang magrib Ana baru pulang.
Mertua dan Mas Joko sudah sering menasehati Ana, tapi tak pernah digubris.
“Kamu itu lagi hamil, Nduk. Kalau menjelang sore jangan di luar. Apalagi menjelang magrib.” kata mertuanya menasehati.
Tapi dasar Ana memang bandel, dia tak menggubris nasihat dari suami bahkan mertuanya itu.
Dia tak percaya dengan mitos-mitos orang hamil yang sering dikatakan oleh mertuanya.
Hingga suatu hari, saat Ana sedang mencuci baju.
Tiba-tiba air sumur tak kuat naik, mungkin karena mesinnya rusak, pikirnya saat itu.
Buru-buru dia meminta bantuan Mas Joko untuk mengecek mesin airnya.
Setelah dicek ternyata pipa airnya ngambang tidak masuk ke air.
Jadi Mas Joko harus membuka sumur untuk menurunkan pipa agar masuk ke air.
“Sayang, ternyata sumurnya kotor sekali ini, banyak sampah disini. Pantas saja airnya tak bisa naik.” kata Mas Joko.
“Kok bisa sih? Mana?” kata Ana penasaran sambil melongokkan kepalanya ke dalam sumur.
Belum sempat melihat sampah di dalam sumur, mertua Ana lewat.