“Mbok...aku tulungana... Aku golekna biyung sing gelem tak eloni. Aku sakloron mentas dibuwang dening uwong sing ngingu aku...”
Hati Mbok Mulkini trenyuh mendengar suara ratap tangis tersebut.
Namun begitu tekatnya sudah bulat. Dia tidak akan bersedia menjadi biyungnya tuyul tersebut.
“Biar melarat, sampai kapan pun aku tak ingin ngingu tuyul”.
“Lagian, jika ngingu tuyul, tiap malam aku harus nyusoni mereka. Hiii...”, ujar Mbok Mulkini. - Nama samaran. (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *