Namun, diguncang ombak begitu rupa, tidak juga bisa menguasai keadaan. Perahunya terbalik.
Baca Juga: Film 'KKN di Desa Penari' versi panjang, banyak terjadi ketegangan dalam proses syuting
"Tolooong...tolooong...!" Hanya itu yang keluar dari mulut Pono dan Wasno.
Namun siapa pula yang akan mendengar teriakan tersebut dalam situasi seperti itu.
Tiba-tiba mata Pono melihat sesuatu. Begitu pula pengelihatan Wasno, adiknya.
Keduanya sekilas melihat Warto datang melemparkan dua buah pelampung.
Berkat pelampung tersebut tubuh Pono dan adiknya selamat.
Keduanya diketemukan tergeletak di tepi pantai tidak jauh dari desanya, dalam keadaan masih bernafas. Ada pun perahu fibernya tidak diketahui rimbanya.
"Oh, lewat Kang Warto, Tuhan telah menyelamatkan kita berdua, Was," ujar Pono kepada Wasno ketika mereka telah siuman.
Pono dan Wasno adalah adik kandung Warto. Ketiganya memang merupakan nelayan tangguh dan pemberani.'
Namun sayang, dalam hal melaut, ketiganya sering kurang perhitungan.
"Kaduk wani kurang deduga," kata teman-temannya.
Belum hilang dari ingatan kedua nelayan tersebut, Warto, kakak sulungnya, duapuluh tahun lalu tewas digulung ombak laut selatan ketika sedang melaut, mencari ikan. - Semua nama samaran - (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Mwerapi) *