Tanpa sungkan, tahu bacem dua buah tersebut diemplok begitu saja tanpa dikunyah.
Begitu pula mihun goreng yang tinggal sebungkus. Tanpa dibuka lebih dulu, langsung masuk mulut...bleng!
“Aduuuh... bagaimana ini, masih lapar!”, gumam lelaki itu sambil memegangi perut buncitnya.
Lalu, tanpa seizin Kang Karjo lelaki itu melepas tali yang mengikat lampu minyak pada tenong.
Bakul seninjong itu benar-benar kaget melihat ulah lelaki tersebut.
Hap! Lampu minyak yang masih menyala itu dilahap juga, masuk mulut.
“Salahmu sendiri. Dagangan sudah entek-entekan kok lewat sini,” ujar lelaki itu menyalahkan Kang Karjo.
Baca Juga: Kembang Laruk bagian 37: Anak kecil bergaun putih berwajah hancur itu, terus menertawai Riski
Di bawah sinar bulan yang tinggal separo, Kang Karjo melihat sosok lelaki itu kemudian berjalan menuju pohon beringin tua di pingir jalan.
Dan dalam hitungan detik hilang dari pandangan Kang Karjo begitu langkahnya sampai dibawah pohon tersebut.
Bakul seninjong itu sadar jika dia berhadapan dengan makhluk halus dari dunia astral.
Malam berikutnya Kang Karjo merasakan seperti malam keberuntungan baginya.
Belum lagi jam sepuluh dagangannya telah ludes, habis dibeli pelanggan- pelanggannya. - Semua nama samaran -(Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *