HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman misteri Pak Karjo yang menjadi bakul angkringan tahun 1960-an di Jogja.
Malam itu ia kedatangan pembeli pria buncit yang ternyata bukan pembeli biasa.
Seputar tahun 1960-an di Jogja banyak dijumpai bakul seninjong.
Baca Juga: Pengalaman misteri Walijo saat mancing di Kali Bedog Sleman, bukannya dapat ikan malah ............
Barang yang dijual mirip yang disajikan di warung angkringan saat ini.
Ada goreng- gorengan, tempe-tahu bacem, nasi bungkus, dan lainnya.
Ditata dalam empat buah tenong. Dipikul dan dijajakan keluar-masuk kampung di kala malam hari.
Sebagai penanda, bagian luar tenong dipasang oncor atau lampu minyak sekaligus sebagai penerang ketika pembeli memilih makanan yang akan disantap.
Kala itu jarum jam sudah menunjukkan angka duabelas.
Dagangan Kang Karjo, seorang bakul seninjong, tinggal tahu bacem dua buah dan satu bungkus mihun goreng. Kang Karjo pun pulang, mengakhiri aktifitasnya malam itu.
Baca Juga: Pengalaman misteri Sukasih menekuni profesi sebagai penari tradisional Jawa dalam fragmen Janoko - Buto Cakil
Di sebuah gang kampung yang sepi, langkahnya terhenti.
Sesosok laki-laki super jangkung berperut buncit menghadang, ingin membeli nasi bungkus.
“Huh, laper banget aku. Ditunggu sejak tadi ora rumangsa!”, gumam lelaki bertubuh tinggi itu.
“Waduh. Sudah entek-entekan je, Mas. Tinggal tahu bacem dua biji dan satu bungkus mihun goreng. Kersa?” jawab Kang Karjo sambil menurunkan pikulan tenongnya dari pundak.
Mungkin saking laparnya, lelaki jangkung perut buncit itu langsung membuka tenong.