Melihat hal itu, Ardi langsung lari. Ia berlari keluar entah kemana. Untung bertemu Pak RT dan sekumpulan warga yang sedang ronda.
Baca Juga: Kembang Laruk bagian 37: Anak kecil bergaun putih berwajah hancur itu, terus menertawai Riski
"Loh, nak Ardi kok lari malam-malam ini ada apa?" tanya Pak RT.
"Pak RT, tadi di kos saya ada mayat tinggal tulangnya. Karena itu saya lari. Saya bingung mau tidur dimana," jawab Ardi.
"Astaghfirullah. Jadi begitu? Ya sudah kamu tidur di rumah saya saja. Besok saya akan telepon polisi," ujar Pak RT.
Keesokannya pengusutan dilakukan oleh pihak kepolisian setelah Ketua RT melaporkan kejadiannya.
Dugaan sementara itu mayat korban pembunuhan. Walaupun penyebabnya belum ditemukan. Ardi memilih pergi mencari kos baru.
Ia berpamitan dengan induk semangnya dan berterima kasih.
Ia berharap menemukan kos yang murah tapi tidak menakutkan. - Semua nama samaran - (Seperti dikisahkan Septa Berlianto di Koran Merapi) *