HARIAN MERAPI - Sebuah kisah misteri menimpa Dalip yang tewas secara mengenaskan.
Kala itu ia terperosok masuk jumbleng saat sedeang BAB.
Rupanya kejadian itu masih membekas meski sudah berlangsung puluhan tahun silam.
Suasana pagi masih sepi. Mbah Wargo (bukan nama sebenarnya) kaget, kupingnya mendengar suara...bluuung!
Ternyata kakus model jumbleng miliknya yang berada di pekarangan belakang rumahnya, amblong.
Tanpa ampun, Dalip (nama samaran), cucu laki-lakinya yang baru berumur empat tahun tercebur kedalamnya.
Pagi itu Dalip sedang BAB di atas jumbleng tersebut. Nyawa cucu kesayangan Mbah Wargo itupun tidak terselamatkan.
Kebanyakan warga dusun tersebut memang masih favorit dengan kakus model jumbleng.
Alasannya murah dan mudah membuatnya. Jika jumbleng sudah penuh, tinggal membuat jumbleng penggantinya, di bagian pekarangan yang lain.
Maklum, banyak warga masih memiliki tanah pekarangan yang luas.
Kejadian Dalip tertelan jumbleng tersebut sudah puluhan tahun berlalu.
Namun bagi Mbah Wargo, peristiwa kelam itu masih menyisakan duka yang mendalam yang sulit dilupakan.
Karena ketleyek butuh, tanah pekarangan milik Mbah Wargo itu sepetak demi sepetak diiris, dibeli oleh warga pendatang.