Mbak rah dan suaminya pun mendekat.
Baca Juga: Kisah Romad yang nekat makan sesaji 3: Tak mau diusir, setan sudah kerasan tinggal di tulang rusuk
“Nih, aku kasih. Nanti dimasak, ya!” laki-laki itu mengangkat tangan Mbok Rah dan meletakkan sebuah bungkusan besar ke tangan Mbok Rah.
Ada bau amisnya. Mbok Rah akhirnya mengenali bungkusan itu berupa potongan daging cukup besar tak kurang dari 3 kilogram.
Sesampainya di rumah, Mbok Rah segera mengolah daging itu untuk makan keluarganya.
Semua makan dengan lahap. Anehnya, Topo, anaknya yang paling kecil ikut makan dengan lahap, padahal giginya saja belum tumbuh.
Keesokan harinya, keluarga Mbok Rah gempar.
Topo, anak terkecil yang masih berumur satu tahun, ditemukan dalam keadaan tak bernyawa, tanpa diketahu penyebabnya.
Baca Juga: Tradisi membuat kue apem di bulan Ruwah, 'leluhur' hanya mau makan sesaji buatan sang istri
Dan hari-hari berikutnya, anak-anak kecil di barak itu banyak yang meninggal.
Anehnya mereka meninggal setelah mengkonsumsi daging yang diberikan seorang laki-laki asing yang ditemui orang tua mereka.
Malam itu, ada suara aneh di makam tak jauh dari barak tempat mereka tinggal.
Bersama-sama para laki-laki berduyun-duyun menuju ke makam.
Betapa kagetnya mereka mendapati seorang laki-laki sedang memakan mayat bayi yang baru saja meninggal hari itu.
Kekagetan mereka bertambah saat mengenali laki-laki itu adalah orang yang memberikan daging kepada mereka yang akhirnya mereka harus kehilangan anak-anak bayi mereka.