Meski kini tidak lagi dianggap sebagai barang milik kalangan menengah ke atas, tetapi paling tidak memberikan kesan penampilan yang berbeda.
Kebetulan pada hari Sabtu di bulan Juni, keluarga Miharja dapat undangan dari sepupunya yang ada di kota lain.
Baca Juga: Dikejar Mbak Kunthi Gara-gara Kencing di Sembarang Tempat
Jarak tempat tinggal Miharja dan sepupunya lumayan jauh.
Sekitar 60 km dari kota mereka. Miharja sedikit senyum kecil.
Dalam hatinya, pasti famili mereka dari kota lain tidak lagi melihat sebelah mata.
Saat mereka bersiap-siap berangkat, langit sore agak mendung.
Sepertinya mau hujan, meski bulan Juni masih dilanda kemarau.
Sri mengingatkan suaminya untuk tidak terburu-buru, yang penting bisa sampai dengan selamat.
Baca Juga: Mungkinkah Ada Hantu Sapi Gentayangan?
Dalam perjalanan tak henti-hentinya mereka bercanda. Ada sedikit kebanggaan yang tersirat dari wajah mereka.
Paling tidak penampilan mereka tidak terkesan seperti orang desa.
“Mas, kamu makin ganteng saja.” goda Sri ke suaminya.
“Ah, biasa saja. Jangan-jangan kamu ada maunya. Tumben memujiku.” balas Miharja ke
istrinya.
Raka dan Ragil yang duduk di belakang mereka, acuh tak acuh melihat tingkah orang tua
mereka.