Apalagi abangnya seperti tidak merasakan keanehan yang dialaminya.
Hingga suatu ketika dirinya terpaksa menghuni rumah sendirian sebab abangnya pergi main bersama temannya dalam beberapa hari.
Malam itu terdengar suara langkah kecil di halaman rumah.
Dengan perasaan canggung Badri membuka pintu depan untuk memastikan sumber suara itu.
Alangkah terkejutnya saat mendapati seorang bocah berdiri membelakanginya.
“Adik ngapain di sini malam-malam?”
Tiba-tiba bocah itu membalikkan badan. Kedua matanya tertutup.
Seketika bocah itu memperlihatkan dua butir kelereng sembari menghulurkan kedua tangannya.
“Aku sudah menemukannya!” ucapnya dengan suara serak dan setengah tertawa.
Kemudian matanya terbuka namun tanpa bola mata dan terlihat kosong.
Badri terkejut bukan main dan segera melangkah menuju pintu dan menutupnya dengan rapat.
Jantungnya berdegup kencang tak beraturan.
Dari dalam rumah dirinya masih mendengar suara tertawa.