Tidak ada orang lain di tempat itu selain dirinya. Dibuka bungkusan plastik yang dibawanya.
Dua keranjang bunga makam benar-benar dirinya beli.
Baca Juga: Kisah misteri gelagat tak biasa dari Pak Mandor saat membangun rumah Agi, ternyata .........
Suara bunyi perut makin nyaring.
Ditata apik pada piring atas meja, matanya membulat tak berkedip, bibir dengan anggun menari meneteskan air liur,
melahap lembaran bunga yang wangi dicecapnya seperti kembang gula berperisa daging.
Melihat inangnya berkeringat, sosok seperti tokek bermata darah menampakkan diri tepat di bahu Ruslan.
Dijilatnya keringat-keringat yang bercucuran di kepala tuannya, bahkan suara jilatan itu menggetarkan tikus-tikus yang ketakutan di atap.
Entah wujud apa yang selalu Ruslan gendong di bahu, yang selalu lapar akan bunga makam. - Habis (Seperti dikisahkan Ichsan Nuansa di Koran Merapi) *