Anehnya dokter tidak mendiagnosa apapun, tekanan darah dan suhu tubuh Bu Tutik normal.
"Ibu hanya kecapekan saja. Nanti sampai rumah langsung istirahat ya, Bu. Besok pagi pasti sudah baikan," kata dokter.
"Tapi rasanya badan saya sakit semua, Dok. Kepala pusing, perut mual, mau muntah tapi tidak bisa keluar." kata Bu Tutik sambil menahan sakit.
"Nanti saya beri vitamin ya, Bu. Semoga besok pagi sudah sembuh." lanjut dokter.
Bu Tutik dan suaminya segera pulang. Tentu saja rasa sakit yang dirasakan Bu Tutik belum berkurang.
Sesampainya di rumah, Bu Tutik segera mandi air panas, minum obat lalu segera tidur.
Tengah malam Bu Tutik terbangun, antara sadar dan tidak sadar dia melihat sosok mahluk tinggi.
Awalnya dia kira sosok itu adalah suaminya. Tapi semakin dilihat sosok itu semakin membesar.
Baca Juga: Pesugihan siluman lintah Rawa Kadung 3: Juru kunci sudah mengingatkan Parwanti bahwa syaratnya berat
Tingginya bahkan sampai langit-langit rumah.
Matanya menyala merah. Menyadari bahwa itu bukan suaminya, Bu Tutik berusaha berteriak.
Tapi suaranya berhenti di tenggorokan. Dia kesulitan bernafas.
"Kembalikan aku," kata mahluk menyeramkan itu sembari perlahan menghilang dari pandangan Bu Tutik.
Bu Tutik terbangun. Matanya terbelalak kaget. Dia memandangi keadaan sekitar.