Perut Rati terasa diaduk-aduk. Terasa ada yang menyepak-nyepak rahimnya.
Keringatnya bercucuran. Suaminya tanggap situasi.
Sepertinya Rati siap melahirkan. Dipanggillah bidan anak untuk membantu persalinan.
Semua memang tak tahu apa yang terjadi. Pardi, suaminya, juga tak mengerti.
Yang dia tahu, istrinya akan segera melahirkan. Saat bidan anak dan Pardi memasuki kamar, mereka terpana.
Perut Rati kempes seperti ban bocor. Perut yang besar karena mengandung, kempes.
Di sekitar dipan, tak ada bekas-bekas darah. Tak ada tanda-tanda janin keluar dari rahimnya.
Yang tampak hanya perut mengempes. Rati yang masih berada di dipan, bingung.
Baca Juga: Pengalaman misteri kakek Pringgo ketika jadi korban prank dua demit cilik saat menjelang maghrib
Antara terpana, heran, dan kaget. Campur aduk perasaan. Wajah suaminya tak jauh berbeda.
Kabar kandungan Rati yang kempes serta-merta menyebar.
Dari satu mulut ke banyak mulut. Rati seharusnya melahirkan normal.
Berbulan-bulan mengandung tak ada kelainan. Diperiksa secara medis, ada janin di kandungannya.
Lantas, kemana janin itu? Sehari sampai sebulan, sejak peristiwa itu, berbagai dugaan tak terelakkan.