harianmerapi.com - Istri kang Paino merasa mau melahirkan, tepat di malam Jumat Kliwon. Paino bingung, karena ini untuk pertama kalinya ia akan memiliki seorang anak.
Apalagi mereka tinggal di sebuah dusun yang jauh dari rumah sakit. Saatunya jalan adalah mencari dukun beranak.
"Tak usah bingung Pak, cepat panggilkan dukun beranak. Perutku sakit sekali. Cepat, Pak!" kata istri Paino, Sutirah, sambil memegangi perutnya.
Baca Juga: Marah Sumber Keburukan Seseorang, Berikut Ini Enam Langkah Praktis untuk Manajemen Kemarahan Diri
"Iya...iya Bu, sabar. Segera aku panggilkan dukun beranak," jawab Paino sambil pergi.
"Cepat Pak!" perintah Sutirah lagi.
"Iya, Bu."
Paino segera menyambar senter, karena di luar gelap gulita. Penerangan listrik juga belum masuk ke dusunnya.
Dengan tergopoh-gopoh Paino menyusuri jalan desa. Setelah berjalan sekitar 10 menit di tengah jalan Paino berpapasan dengan seorang perempuan tua berambut putih. Tanpa pikir panjang, Paino langsung berkata: "Simbah dukun beranak ya?"
Perempuan tua itu tidak menjawab, hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Mari Mbah ikut ke rumahku, istriku mau melahirkan."
Keduanya lantas berjalan dengan langkah cepat menuju rumah Paino. Begitu sampai, tanpa banyak bicara perempuan tua itu masuk ke kamar dimana Sutirah sedang mengerang kesakitan.
Artikel Terkait
Wanita Korban Pembunuhan Memberi Petunjuk
Menunggu Tukang Bakso, yang Lewat Hanya Terlihat Nyala Sentir Berjalan
Mengintip Sosok Perempuan Mandi, Badan Ditimbun Tanah Lempung
Mencari Rumput di Malam Jumat Kliwon, Ketemu Wewe Cantik di Tempuran Sungai
Cerita Misteri: Istri Melahirkan, tapi Suami yang Kesakitan