Setiap malam Amin selalu berdiri di depan teras rumah neneknya.
Pandangannya menerawang jauh menembus kepekatan malam.
Amin baru akan beranjak dari tempatnya saat Lek Sukri menghampiri dan membujuknya agar masuk kedalam rumah.
Malam itu Amin terlihat termenung di depan teras rumah nenek sendirian.
Kebetulan Lek Sukri dan istrinya sedang buwuh di desa sebelah.
Baca Juga: Misteri hape baru untuk selfie bersama teman di kamar kos, lho hasilnya foto kok ..........
Saat mulai diserang ngantuk tiba-tiba dari kegelapan malam dilihat nenek menghampirinya.
“Nenek!” Amin langsung merangkul neneknya.
Nenek hanya tersenyum dan kemudian menggandeng lengannya.
Amin merasakan kakinya melangkah begitu ringan seperti terbang.
Dilihatnya taman yang sangat indah, penuh bunga-bunga yang menebarkan aroma semerbak harum.
Sungai, bukit dan pepohonan yang tersaput kabut tipis terlihat dikejauan begitu mempesona.
Tampak pula bangunan rumah megah berkilauan seolah dibangun dari permata.