Hantaran terakhir Parjo berangkat jam limaan, ada sekitar dua puluhan pesanan, dan sudah ditata sesuai urutan alamat.
Yang terakhir ia mengantar di wilayah Ndhung Pring Bantul.
Baca Juga: Pengalaman misteri Parto pedagang mainan anak di Purworejo, saat balon meletus tiba-tiba .....
“Ini terakhir karena jauh, dan aku pulang sekalian,” pikir Parjo yang bertempat tinggal di Bantul.
Maka ketika berangkat ia sekalian pamit kepada Juragan jika nanti langsung pulang.
Namun sehabis Isya, ternyata Parjo belum sampai rumah.
Kakak Parjo mencoba ke toko roti menanyakan. “Seharusnya sudah,” ungkap Juraganya.
“Karena terakhir di daerah Bantul, tadi sekalian pamit,” jelasnya.
Kemudian yang di toko meneliti alamat nota pesanan di Bantul, lalu memberikan alamatnya kepada Kakak Parjo.
Karena waktu itu belum ada handphone, kakak Parjo diantar salah satu sopir yang ada di toko untuk mencarinya di Bantul.
Setelah berputar-putar akhirnya ketemu desa yang dituju.
Kebetulan ketemu Pak Dukuh yang lantas membaca alamat itu.
Ternyata itu alamat sebuah makam.
Ketika dicek namanya, Pak Dukuh mengatakan orangnya sudah meninggal akibat kecelakaan beberapa tahun lalu.