HARIAN MERAPI - Keris yang bernilai adiluhung, keris periode pra Singosari yang pendek tak berlekuk dianggap sebagai bentuk awal keris selanjutnya.
Senjata yang diduga menjadi sumber inspirasi pembuatan keris dapat ditemukan pada peninggalan-peninggalan perundagian dari Kebudayaan Dongson (Vietnam) dan Tiongkok selatan.
yang mana kebudayaan tersebut diduga merupakan jembatan masuknya pengaruh kebudayaan Tiongkok ke Nusantara.
Sejumlah keris masa kini untuk keperluan sesaji memiliki gagang berbentuk manusia (tidak distilir seperti keris modern), sama dengan belati Dongson, dan menyatu dengan bilahnya.
Sikap menghormati berbagai benda-benda garapan logam dapat ditelusuri sebagai pengaruh India, khususnya Siwaisme.
Prasasti Dakuwu (abad ke-6) menunjukkan ikonografi India yang menampilkan wesi aji seperti trisula, kudhi, arit, dan keris sombro.
Para sejarawan umumnya bersepakat, keris dari periode pra-Singasari dikenal sebagai keris Buda, yang berbentuk pendek dan tidak berluk (lurus), dan dianggap sebagai bentuk awal (prototipe) keris.
Beberapa belati temuan dari kebudayaan Dongson memiliki kemiripan dengan keris Buda dan keris sajen.
Keris sajen memiliki bagian pegangan dari logam yang menyatu dengan bilah keris.
Dalam bahasa Jawa, buda artinya kuno. Penggambaran benda mirip keris juga ada daqlam relief di Candi Borobudur.
Baca Juga: Keris yang bernilai adiluhung 3: Mpu Gandring mengeluarkan kutukan kaena dibunuh Ken Arok
Pahatan arca megalitik dan relief candi dari masa megalitikum sampai abad 10-11 penanggalan Masehi kebanyakan menampilkan bentuk-bentuk senjata tikam dan wesi aji lain yang mirip senjata dari Dongson maupun India.
Bentuk senjata tikam yang diduga merupakan prototipe keris tersebut bilahnya belum memiliki kecondongan terhadap ganja sehingga bilah terkesan simetris,