“Tapi ini buntu, hanya tembok tidak ada jendela atau pintu dan ketika itu, saya tidak berpikir apapun, saya kira itu Samarantu,” terangnya.
“Iqbal, Gigih, aku sampai nih, posnya 2, tapi kayaknya baru deh. Saya kembali teriak mengabari keduanya, saat itu, sekitar pukul 23.30 WIB,” ujarnya.
Iqbal, kata Alex, menjawab teriakan itu. “Ya sudah, kamu duluan, kata Iqbal,”.
Namun, di situlah keanehan dialami Alex, bahkan ia merasa ditelanjangi di sana.
Hal itu terjadi ketika Alex mengetes senter untuk menyinari bangunan itu.
“Begitu saya nyalakan, bangunan itu hilang, lenyap tidak berbekas, saya bengong tidak percaya” ucapnya.
“Sampai keduanya menyusul, mereka juga bingung katanya ada pos, kok nyatanya tidak ada. Saya merasa terpukul,” tambahnya.
Alex adalah pawang ular, ia juga terbiasa dengan hal-hal gaib, namun dengan fenomena yang ia hadapi dalam pendakian Gunung Slamet, ia merasa gentar.
“Ibaratnya ‘mereka’ mau katakan, lo bisa jadi pawang ular, lo berkali-kali lihat hantu, tapi di sini lo tidak ada apa-apanya. Saya merasa gentar di pendakian gunung ke-13 itu,” paparnya.
Alex pun berdebat dengan Iqbal dan Gigih, keduanya menganggapnya itu halusinasi saja.
Mereka pun memutuskan beristirahat sejenak di lokasi bangunan gaib yang lenyap begitu saja itu.***