Kemarahan itu berhenti dan mau meninggalkan tubuh Bayu setelah diberi makanan yaitu sesaji bunga 7 rupa.
Waktu itu Bayu sudah bisa menjelaskan ia mengeluarkan (mengucapkan) kata WTS karena di rel kereta api itu sering mangkal banyak wanita tuna ssusila tau WTS.
Bayu tidak tahu kalau wanita yang disebut WTS itu adalah peri (makhluk halus) yang menjadi marah karena ucapannya itu.
Setelah mendengarkan ucapkan Bayu itu Kyai Sapulebu memberikan banyak nasehat kepada Bayu dan Dulah Sabari.
Nasehat yang pokok waktu itu bahwa orang jangan suka menghina kepada siapa pun karena yang dihina itu biasanya sakit hati bahkan sering marah.
Demikianlah nasehat yang disampikan oleh Kyai Sapubelu kepada Bayu dan Dulah.
Ayahnya Bayu mengucapkan terima kasih kepada Kyai Sapulebu yang telah menyembuhkan puteranya dan memberi uang jasa kepada Kyai Sapulebu.
Kemudian Kyai Sapulebu pamit pulang. - Habis - (Seperti dikisahkan Drs. Subagya di Koran Merapi) *