harianmerapi.com - Menurut tradisi dan kepercayaan sementara orang, sesaji menjadi bagian penting dalam melakukan kegiatan tertentu. Seperti dalam Cerita Horor kali ini, bagaimana dampaknya jika ada yang berani sembrono dengan sesaji.
Adalah Rohmad, seorang pria berumur 24 Tahun, yang skeptis terhadap halal yang berbau mistis. Segala hal yang berbau tentang mistis selalu ia tantang, sampai suatu ketika ia terkena imbasnya.
Suatu hari ada saudaranya yang menikah sehingga engan terpaksa ia harus pulang kampung untuk sementara waktu. Kampungnya berada di daerah Jawa Tengah.
Baca Juga: Lima Ujian yang Dihadapi Hidup Orang Beriman
Singkat cerita, acara berjalan lancar tanpa ada kendala sedikit pun sampai selesai. Malam itu,
sehabis adzan Isya, ia keluar rumah untuk mencari udara segar.
Maklum dari Jakarta, dia kangen udara dan suasana di kampung halamannya yang sejuk dan menenangkan. Saat ingin ke luar rumah, Rohmad melihat ada sesaji (persembahan berupa makanan, kopi, rokok, dll) yang tergeletak di pinggiran tembok luar pintu rumahnya.
"Nih ngapain coba makanan begini ditaruh luar, kan mubadzir," gumamnya seraya mendekat. "Mending buat gua makanannya, setan kok dikasih makanan," lanjutnya.
Baca Juga: Rumahku Bukan Surgaku 25: Menunda Menggauli Istri Hingga Kelahiran Anak
Rohmad mengambil beberapa potong kue dari sesajen itu, dan memakannya. Tidak lupa juga ia menyeruput kopi hitam yang sudah setengah dingin itu.
Setelah habis dilahap semua, pun rokoknya juga diambil olehnya untuk bersantai di depan teras rumah sambil menikmati udara kampung yang menyegarkan.
Tidak sampai sepuluh menit, perutnya mendadak sakit. Ia mules tidak karuan. Rohmad langsung berlari menuju kamar mandi, belum sampai masuk kamar mandi, ia sudah dikagetkan dengan sebuah penampakan perempuan cantik berbaju merah sedang memompa air.
Baca Juga: Silakan Mampir di Warung Makan Mi Ayam Mumet dan Pencuri Spesialis Bandul Timbangan
Maklum, di sana masih banyak yang pakai pompa dan katrol. Untuk beberapa detik Rohmad terdiam, bahkan hampir jatuh ke belakang karena melihat perempuan itu.
"Mbak ini, siapa, yah?"; tanya Rohmad memastikan. Hening tidak ada jawaban darinya.
Rasa mules dan ingin buang air itu tiba-tiba tidak terasa lagi, Rohmad pun mengabaikannya dan berjalan kembali ke tempat ia tadi duduk.