"Diajeng, selain karena ingsun sudah sangat rindu kepadamu sesungguhnya ingsun juga punya masalah yang cukup berat di Kraton Mataram," berkata Kanjeng Sultan Agung.
Wanita cantik tadi bergeser mendekati Kanjeng Sultan, lalu melendot manja.
Sesekali dielusnya ujung dagu Kanjeng Sultan Agung dengan mesranya. Emmmm, wanita penguasa laut kidul itu ternyata harum banget.
"Masalah apakah itu, Kangmas Prabu? Jika sekiranya aku mampu akan segera aku bantu."
"Begini, Diajeng. Adi Pangeran Silarong itu tiba-tiba memiliki ilmu kesaktian yang ngedap-edapi. Yang sudah banyak diketahui para sentana dalem berupa Upas Anglung dan jamu Citrasekti."
"Kekhawatiranku, dengan memiliki ilmu tadi kelak adi Pangeran Silarong berani merebut kekuasaanku?” Kanjeng Sultan menjelaskan.
Kanjeng Ratu Kidul mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ouw, begitu? Baiklah aku terawang sebentar!" katanya sambil mengambil posisi duduk seperti seorang yang akan semedi, dipejamkannya matanya, ditariknya nafas dalam-dalam.
Setelah sejurus lama kemudian terdengar ia melenguh, "Uuuuukh..." dihembuskannya lewat mulutnya udara yang seakan-akan tadi menggumpal di rongga dadanya.
Kemudian Kanjeng Ratu Kidul memandangi wajah Kanjeng Sultan Agung, memeluknya erat-erat sambil tertawa.
"Diajeng, kenapa kamu tertawa?" Kanjeng Sultan membalas pelukannya dengan erat pula.
"Kangmas Prabu lucu"
"Lucu? Lucu bagaimana maksudmu?" (Ditulis: Akhiyadi) *