“Jangan khawatir. Malam ini juga ajak seluruh prajuritmu menyeberang ke Jawa”.
“Menyeberang ke Jawa? Mengapa?”
“Kita bergabung dengan Trunojoyo. Dia juga tengah berperang melawan Kompeni Belanda.
Sultan Hasanuddin pernah mengatakan, “Kita boleh bergabung dengan siapa saja untuk melawan Belanda."
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 4: Belanda Berkirim Surat Minta Agar Sultan Hasanuddin Menyerah
"Persatuan dan kesatuan itu sesungguhnya bukan hanya di Makassar saja tetapi seluruh Nusantara agar kita menjadi lebih kuat menghadapi Belanda,” kata Karaeng Bontamaranu penuh keyakinan.
Di bawah sinar rembulan yang redup dan bebintang di langit yang berkedip kemalas-malasan Karaeng Bontamaranu, Daeng Winggeni, Panji Karonuban,
dan seluruh anak buahnya yang berjumlah sekitar 2.000 orang menyeberang ke Jawa menggunakan kapal-kapala rampasan milik Belanda.
“Kawan-kawan, untuk menandai perjuangan babak baru ini namaku akan aku ganti. Maka sekarang panggil aku Karaeng Galesong sesuai dengan tanah kelahiranku di daerah Galesong”.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 5: Digempur Habis-habisaan Prajurit Makassar Pantang Menyerah
“Hahahaaaa, bagus nama panggilan itu”, saut Panji Karonuban.
Mereka pun tertawa-tawa senang seakan pelayaran itu bagaikan pelayaran berwisata ke pulau Jawa.
Untuk sementara orang-orang Makassar itu bisa melupakan pertempuran-pertempuran yang kadangkala terasa mengerikan, betul-betul menyabung nyawa. (Ditulis: Akhiyadi) *