harianmerapi.com - Kumpulan cerita horor dan mistis di senja hari melihat sosok pria dengan pakaian erlumuran darah dari seberang tikugan maut
Senja baru saja merapat ketika Kardi diminta Mak Ijah menggantikan dirinya untuk menjaga warung sederhana mereka.
Kardi yang saat itu baru saja pulang dari langgar, langsung melaksanakan titah Mak-nya.
Baca Juga: Sam, Anjing Pintar Pemungut Sampah yang Jadi Panutan Warga
“Setelah lepas Maghrib baru kamu bersih-bersih dagangan yang di luar, ya, Di,” nasihat Mak Ijah.
Beberapa dagangan mereka seperti minuman dan makanan ringan dipajang di luar warung.
Oleh karena rentan debu, maka dagangan tersebut harus lebih sering dibersihkan.
Kardi mengangguk. Ia mengambil bangku lalu duduk menghadap seberang jalan yang lengang.
Pikirannya menerawang. Andai Bapak masih ada mungkin saat ini dia sudah duduk di bangku kuliah. Bukan hanya bangku kayu warung ini.
Entah karena terlalu larut dalam lamunannya, Kardi jadi agak mengantuk.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 4: Belanda Berkirim Surat Minta Agar Sultan Hasanuddin Menyerah
Berkali-kali tubuhnya seperti digoyang angin. Miring ke kiri dan ke kanan mirip nyiur melambai di tepi pantai.
Mak Ijah yang saat itu sudah selesai melaksanan ibadah salat Maghrib langsung saja menyuruh Kardi masuk ke dalam dan rebahan.
Kardi tidak mengangguk kali ini. Ia melihat raut wajah Mak Ijah yang kelelahan setelah seharian berjualan.
Ditemani kantuk yang tersisa, Kardi mengambil kain lap kumal lalu pergi menuju dagangan yang dipajang di luar warung.
Saat itulah ia menyaksikan apa yang seharusnya tidak ia saksikan.