harianmerapi.com - Kumpulan cerita horor dan mistis gendruwo yang baik hati. Sebagai tukang becak penghasilan Pak Taryana tidak menentu.
Kadang-kadang mendapat uang tetapi kalau keadaan sepi tidak mendapat uang. Sawah dia tidak punya sedangkan pekarangan hanya cukup untuk tempat rumahnya ± 200 m 2 .
Penghasilan dari pekarangan tidak ada. Di samping mbecak sering-sering kalau ada tetangga yang membangun rumah dia diminta untuk membantu sebagai tukang batu.
Baca Juga: Gendruwo yang Baik Hati 1: Suka Santai Duduk di Pohon Beringin Sambil Merokok Kemenyan
Penghasilan dari tukang batu itu bisa untuk keperluan dua anaknya yang masih sekolah di SD dan di SMP.
Karena dia sebagai KMS maka beaya sekolah anaknya gratis tetapi untuk pakaian dan sangu sekolah dari orang tuanya (Taryana).
Rumahnya sangat sederhana dan kayu-kayunya pun sudah rapuh. Untuk beaya memperbaiki rumah memang tidak ada.
Untuk keperluan harian saja selalu kurang.
Dua anaknya yang sekolah di SD dan SMP itu laki-laki, sedangkan menurut adat di kampungnya anak laki-laki harus disunat atau dikitan.
Baca Juga: Gendruwo yang Baik Hati 2: Melawan Tiga Perampok Sekaligus yang Bersenjata Pedang dan Menolak Hujan
Sedangkan beaya untuk sunat itu tidak sedikit yaitu untuk bayar juru sunat (bong) dan untuk beaya selamatan.
Beaya untuk selamatan itu antara lain beaya kenduri dan makanan yang dibagikan kepada tetangga dan handai taulan.
Yang paling segera disunat adalah anaknya yang duduk di SMP karena memang sudah besar dan anaknya juga minta segera disunat.
Dalam keadaan galau itu ada gendruwo yang menyamar sebagai kakek-kakek lewat belakang rumah Taryana.
Mungkin gendruwo itu tahu pikiran Pak Taryana dan keluh kesah Pak Taryana.