Baca Juga: Misteri Tukang PAM Desa yang Bersahabat dengan Ular karena Suka Menghisap Cerutu
Usia 7 tahun dia masuk sekolah rakyat ‘Volks’, kemudian melanjutkan ke HIS dan MULO.
Terakhir, dia masuk ke Seminari Menengah Yogyakarta, dan Seminari Tinggi yang waktu itu tempatnya berpindah-pindah, dari Muntilan, Mertoyudan, Yogyakarta lan Ungaran.
Sebab dia ingin mengabdi kepada Allah dalam penyebaran agama Katolik. Dia berpedoman pada amanat Tuhan Yesus, “Panenan banyak, tetapi pekerja masih kurang.”
Di kalangan teman-temannya Kardis dikenal sebagai murid yang cerdas, sehingga dijuluki “Kamus Kecil yang berjalan”.
Kecuali itu, dia rajin ke gereja dan berziarah ke Sendangsono. Sikapnya polos, lugu, tidak mudah marah dan tidak banyak bicara.
Sehingga teman-teman Kardis juga menjulukinya ‘Werkudara’. (Ditulis: Amat Sukandar/Koran Merapi) *