harianmerapi.com - Lasa akhirnya sukses sebagai pedagang. Entah itu karena selendang sutera pemberian Wewe Gombel atau karena kerja kerasnya, semua jadi misteri.
Setelah merasa berhasil, Lasa menawari Pak Ceko untuk bergabung. Lasa bilang kepada Pak Ceko : “Pak Ceko saya minta menjadi rekan saya dan saya serahi tugas membantu menjaga gudang saya sanggup Pak?”
Jawabannya Pak Ceko dengan senang : “Sanggup”.
Sejak itu antara Pak Ceko dan Lasa bersahabat baik.
Pada malam Jumat Kliwon Lasa mengadakan syukuran di rumahnya. Tetangganya diundang semua demikian juga handai taulannya baik yang jauh ataupun yang dekat.
Makanan disediakan lengkap nasi, ingkung, tukon pasar, tumpeng robyong, golong dan macam-macam jenang seperti : jenang palang, jenang baro baro, jenang abang, jenang abang putih dan sebagainya.
Pak Ceko diminta untuk memimpin doa yaitu ucap syukur Lasa dari kekurangan menjadi orang yang berkecukupan di samping itu juga mohon diberi keselamatan.
Selesai acara doa syukuran orang orang pulang dengan membawa berkat menurut orang orang di situ berkat adalah nasi beserta lauk pauknya lengkap.
Tetangga yang tidak datang berkatnya diantarkan ke rumahnya. Setelah orang-orang pulang Lasa, Pak Ceko dan beberapa orang tua membawa saji-sajian ke dekat jembatan sungai Winanga.
Malam itu angkringan dekat sungai Winanga masih buka. Lasa menggelar tikar semua saji-sajian dan makanan diletakkan di atas tikar. Pak Ceko juga memimpin doa di situ.
Selesai doa Lasa menaburkan bermacam-macam bunga seperti melati, kenanga, kantil, cempaka disekitar jembatan.
Makanan yang dibawa dari rumah diberikan kepada orang-orang yang ada di situ termasuk orang orang yang ada di angkringan.
Baca Juga: Tidak Ikut Solat Jumat Malah Main di Kali, Mau Digendong Wewe Gombel
Sehabis makan-makan Lasa membagikan uang lembaran ratusan kepada orang orang yang ada di situ dan menyebar uang logam di sekitar jembatan sungai Winanga.