Mendadak dari arah belakang kedua kakinya ada bola kasti menggelinding lagi.
“Siapa yang memainkan bola kasti” gerutu Paj Rendi karena sejak tadi sudah ada tiga bola kasti menggelinding mengenainya.
Ketika Pak Rendi mengambil bola kasti dengan berjongkok mendadak bulu kuduknya meremang, hawa dingin begitu menusuk tengkuk, dan ada suara anak perempuan cekikian.
Saat Pak Rendi hendak berdiri barulah ia menyadari siswa yang duduk di depannya tidak memiliki kedua kaki.
“Kakinya kemana…?” tanya Pak Rendi curuiga. (Seperti dikisahkan Fitriati Arina Manasikana di Koran Merapi) *