harianmerapi.com - Waktu itu di rumah Ibu sedang ramai orang. Tetangga kanan-kiri banyak yang datang untuk membantu mempersiapkan hajatan pernikahan adik.
Mladen begitu istilahnya. Tradisi yang masih lekat di desa sini. Mereka datang secara sukarela sehingga terlihat sayuk guyub rukun.
Seperti biasanya, tetangga datang dengan membawa peralatan sendiri. Pisau dan talenan adalah dua alat yang sering dibawa.
Selain tuan rumah tidak kerepotan menyiapkan banyak pisau dan talenan, hal ini juga bertujuan agar para pladen tidak canggung sehingga begitu datang bisa langsung action.
Beda dengan juru masak. Selain mereka sengaja diundang dan dimintai bantuan, juru masak datang tanpa membawa peralatan. Tuan rumahlah yang menyediakan alat-alat yang dibutuhkan.
Mulai dari yang kecil seperti pisau, talenan, spatula, ulekan, hingga peralatan yang besar seperti dandang, panci, dan wajan.
Nah, pagi itu di dapur geger. Pasalnya, Mbok Semi sang juru masak yang dimintai tolong Ibu sedang kebingungan mencari ulekan.
Baca Juga: Umbi-umbian Miliki Manfaat Kesehatan, Salah Satunya Bit sebagai Musuh Ketombe dan Cegah Obesitas
Rak tempat meletakkan peralatan sudah diubek berulang kali tapi ulekan belum juga ketemu.
"Lho kan aneh. Ulekan tiba-tiba hilang. Padahal baru saja aku cuci setelah mengulek bumbu sambal goreng tadi," gerutu Mbok Semi sambil terus membolak-balik isi rak.
"Jatuh mungkin, Mbok. Coba dicari di kolong rak." Usul salah seorang tetangga. Mbok Semi pun melongok bawah rak.
Tak berapa lama, Ibu datang ke dapur. Kemudian bertanya kepada Mbok Semi,
"Cari apa, Mbok sampai ngintip kolong rak seperti itu?"
Baca Juga: Daun Saga Bantu Atasi Batuk Kering, Sariawan dan Hipertensi. Resepnya Mudah Diterapkan