harianmerapi.com - Kisah ini terjadi di sebuah kantor redaksi surat kabar, tentang hantu yang menjadi penunggu kantor. Sebut saja namanya Rudi yang lebih dari 3 tahun bekerja pada bagian iklan.
Dulu sebelum Corona menyerang, jam kerjanya dari pagi hingga sore saja. Namun sejak Corona menggila, kantor memberlakukan kerja shift.
Pegawai dibagi menjadi dua shif. Tentu saja untuk mengurangi risiko meluasnya virus misterius dengan mengurangi aktivitas kantor.
Baca Juga: Enam Upaya Menjaga Keutuhan Keluarga, Salah Satunya Belajar Memahami Pasangan
Kantor redaksi surat kabar memang tak pernah sepi. Terutama bagian cetak bisa dipastikan kerja sampai pagi. Namun berbeda di bagian Rudi bekerja. Jam kerja dari pagi sampai sore saja.
Waktu itu hari pertama shift sore dimulai. Jam kerja mulai pukul 4 sore hingga 9 malam. Hanya 3 orang yang masuk shif sore, Rudi salah satunya.
Begitu sampai kantor. Mereka segera menyelesaikan pekerjaannya. Mengejar deadline dengan keterbatasan waktu yang ada. Sesekali diselingi dengan canda gurau.
“Sudah Magrib, ayo ngibadah dulu, Mas." ajak Pak Rinto rekan kerjanya.
"Ya, Mas. Sampean duluan saja, nanggung nih sedikit lagi selesai. Nanti saya susul." kata Rudi masih fokus pada komputer.
"Oke. Aku dan Toni mau jamaah ke masjid. Nanti nyusul ya." kata Pak Rinto berjalan keluar ruangan dengan Toni.
"Oke, Pak." jawab Rudi singkat.
Tinggallah Rudi sendiri di ruangan itu. Dia masih sibuk menyelesaikan desain iklan. Tak terasa waktu semakin mendekati Isya.
"Aku salat di ruang deputi sajalah, keburu Isya." katanya dalam hati.
Segera dia ambil air wudhu dan sajadah. Saat wudhu dia merasa ada yang janggal, seperti ada yang mengikutinya. Tapi dibiarkan saja. Lalu segera Rudi menggelar sajadahnya di ruang deputi.