harianmerapi.com - Menurut warga Desa Tanyan, kecelakaan itu bisa dihindari jika keluarga dari pengantin menaruh sesaji sehari sebelum mereka melintasi jembatan.
Hal itu memang menjadi sebuah misteri. Namun warga melakukannya dengan menyediakan sesaji yang ditaruh di atas tampah yang terbuat dari anyaman bambu.
Kemudian ditaruh di gardu kecil yang berada di sebelah barat Jembatan Pengantin.
Baca Juga: Misteri Jembatan Pengantin 1: Calon Pengantin Harus Menyediakan Sesaji Sebelum Acara Pernikahan
Namun Bu Sri tidak percaya mengenai beberapa hal yang diceritakan oleh Pak Kasro. Menurut Bu Sri, mereka mengalami kecelakaan karena tidak hati-hati dan tidak tahu kondisi jalan di jembatan Pengantin.
“Jika diguyur hujan, kondisi jalan di Jembatan Pengantin sangat licin, ditambah lagi jalan yang berlubang dan tidak ada lampu penerang. Jadi pantas saja jika ada yang kecelakaan” ucap Bu Sri.
“Tapi Bu, mengapa hanya pengantin baru yang sering mengalami kecelakaan?” tanya Pak Kasro.
“Bisa saja karena mereka belum pernah melewati Jembatan Pengantin, jadi mereka tidak tahu kondisi jalannya.” jawab Bu Sri.
Baca Juga: Pengalaman Beragama Syarat Raih Ketakwaan dan Keberkahan Hidup, Ini Enam Hal yang Perlu Dipahami
Tidak terasa sudah dua puluh menit Pak Kasro mengayuh becaknya. Sesampainya di rumah Bu Sri, ia menurunkan semua barang belanjaan. Kemudian setelah menerima upah, Pak Kasro bergegas pergi.
Sehari sebelum pernikahan anaknya, Bu Sri sama sekali tidak menaruh sasaji di Jembatan Pengantin. Ia percaya bahwa mereka akan baik-baik saja.
Padahal menurut penuturan warga Tanyan, di sana sedang hujan deras dan angin kencang. Mereka sudah merasa bahwa penunggu Jembatan Pengantin akan meminta tumbal.
Pak Rt sampai mendatangi rumah Bu Sri agar mereka membawakan sesaji di Jembatan Pengantin, tetapi Bu Sri dan Pak Yudi menolak hal itu.
Baca Juga: Mengenal Enam Kekhasan Masa Remaja yang Penuh Keunikan
Saat mobil pengantin melewati jembatan, kabut tebal turun dan menutupi pandangan. Kedua pengantin yang sudah mendengar cerita tersebut merasa takut, karena semua tanda-tanda yang diceritakan benar terjadi.