Misteri Warung Kopi dan Bunga Kematian 1: Dikabari Adik Sepupunya Meninggal Kecelakaan

photo author
- Rabu, 9 Februari 2022 | 10:05 WIB
Warung kopi di desa terpencil. (Ilustrasi Pramono Estu)
Warung kopi di desa terpencil. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Warung kopi bisa jadi tempat nongkrong anak-anak muda. Namun warung kopi yang satu ini penuh misteri dan terkait dengan bunga kematian.

Paijo datang menghampiriku, saat aku sedang duduk di teras rumah. Kelihatannya dia begitu gelisah dan tergesa-gesa, hingga aku bisa menduga kalau ada sesuatu yang sangat penting.

“Bud, aku ingin minta tolong kamu!”
“Ada apa Paijo?”
“Aku harus ke Temanggung malam ini”

Baca Juga: Antara Mimpi dan Kenyataan, Diajak Nenek yang Sudah Meninggal ke Dunia Lain

Setelah Paijo menjelaskan panjang lebar, aku pun mengerti maksudnya. Sebagai sahabat karib tentunya aku tidak bisa menampik permintaannya.

Apalagi Paijo sedang tertimpa musibah. Barusan dia dikabari tantenya, kalau adik sepupunya meninggal dunia karena kecelakaan.

Hujan cukup deras saat kami melintasi jalan, pandangan pun agak terganggu dengan kondisi malam yang agak gelap.
“Bud, kalau kamu capek, biar aku saja yang setir”
“Nggak usah, Jo. Kamu sambil tiduran saja”

“Ah, mana mungkin, Bud? Kamu kan belum begitu hapal arah jalannya”
“Iya, benar juga kamu Jo. Tapi kamu cukup memandu saja”

Baca Juga: Lima Sifat yang Harus Dimiliki Orangtua dalam Mendidik Anak, Salah Satunya Ikhlas dan Rela Berkurban

Aku berusaha mengalihkan arah pembicaraan, agar Paijo tidak terbayang kematian adik sepupunya. Biar pikirannya tidak tegang, dan aku bisa mengemudikan mobil dengan tenang.

Tanpa terasa hampir tiga jam aku mengemudikan mobil, melewati beberapa kota kecil dan besar, terkadang melewati hutan kecil yang sepi.

Malam kian merambat makin gelap di tengah hembusan angin, membuat tubuhku mulai terasa dingin. Rasa kantuk pun mulai menjalari mataku.

Saat melintas sebuah desa, aku memutuskan untuk mencari warung kopi, sekadar mencari kopi untuk menghilangkan rasa kantuk.

Baca Juga: Beramal pada Orang Kaya dan Cicak Hafal pada Anak Kecil yang Suka Mengusirnya

Di salah sudut jalan, aku sempat membaca sebuah papan bertuliskan Desa Kenanga. Dalam benakku, desa ini termasuk desa terpencil, rumah perkampungan pun berjarak cukup jauh antar satu rumah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB

Cerita misteri gendruwo ikut ronda mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 21:00 WIB
X