Nah, dengan jawaban sinuhun yang lemah lembut itulah, konon hati sang pangeran menjadi luluh dan tertunduk.
Wibawa seorang raja telah mengalahkan emosi sang pangeran, dan selanjutnya memberi sembah yang sangat takzim.
Sang pangeran pun lantas bersedia ngemban dhawuh ayahandanya melakukan pesiar melayari Bengawan Solo, juga bersedia memperlihatkan pusaka andalannya keris Kanjeng Kyai Jokominulyo. (Ditulis: Ki Sabdo Dadi) *