harianmerapi.com - Jam menunjukkan pukul 10.30 malam, ketika kami memasuki area Alas Roban. Di sini suasana mulai mencekam, karena di kiri kanan hanya pepohonan dan sangat gelap.
Bapak mengurangi laju kecepatan mobil karena kondisi jalan yang gelap dan berliku penuh tanjakan turunan, dengan di kiri dan kanannya jurang cukup curam.
Ada hal yang aneh, sejak memasuki area Alas Roban, karena kami tidak pernah berpapasan dengan kendaraan lain. Beberapa saat tiba-tiba...."Bruaaaaakkkk…!!!" Astaghfirullah… mobil kami menabrak sesuatu.
Baca Juga: Empat Pola Asuh Orang Tua dalam Mendidik Anak, dan Kecenderungan Efeknya Terhadap Karakter Anak
Bapak langsung menepikan mobil lalu mengambil senter yang ada di dashboard. Saya dan bapak kemudian turun dari mobil melihat situasi apa yang terjadi.
Ibu dan adik yang semula tidur pulang, ikut terbangun mendengar suara benturan tadi dan langsung panik.
Kemudian saya dan bapak bergegas memeriksa bagian depan dan bawah mobil. Saya yakin benturan sekeras tadi seharusnya bisa membuat bamper mobil penyok atau memecahkan lampu kabut mobil.
Namun setelah kami periksa dengan saksama, tidak ada satu pun yang rusak. Jujur kami kaget dan heran, apakah yang kami tabrak tadi?
Baca Juga: Suami Setia 5: Istri Tengah Sekarat, Suami Terpaksa Harus Berbohong Demi Kebaikan
Karena merasa ada yang tidak beres, saya dan bapak lekas masuk ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan.
Beberapa saat kemudian di kejauhan terlihat cahaya neon, sudah terlihat pemukiman. Setelah semakin dekat ternyata itu sebuah warung makan pecel lele kecil tepat di sudut tikungan di bawah pohon.
Untuk menenangkan suasana kami memutuskan untuk singgah sejenak. Kami turun dari mobil. Entah karena mengantuk atau ceroboh, kaki saya terbentur pasak penanda kilometer area, tertulis "KM 15". (Seperti dikisahkan Rhestra di Koran Merapi) *